Just another WordPress.com site

bidang belajar (3 cara menentukan masalah belajar siswa )

Guru berkepentingan untuk mendorong siswa aktif belajar . dengan demikian sebagai pendidik generasi muda bangsa guru berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar siswa yang di hadapi oleh siswa , seperti :
1. Pengamatan perilaku belajar
Sekolah merupakan pusat pembelajaran . guru bertindak menjelasakan , dan siswa bertindak belajar , tindakan belajar tersebut dilakukan oleh siswa , sebagai lazimnya tindakan seseorang maka tindakan tersebut dapat diamati sebagai perilaku belajar . sebaliknya , tindak belajar tersebut dialami oleh siswa sendiri siswa mengalami tindak belajarnya sendiri sebagai suatu proses belajar yang berjalan dari waktu ke waktu. Siswa dapat menghentikan sendiri atau mulai belajar lagi. Dengan kata lain,perilaku belajar merupakan ‘’ gejala belajar ‘’. Sedangkan tindak belajar atau proses belajar merupakan ‘’ gejala belajar ‘’ yang di alami oleh siswa . Misalnya seorang siswa yang belajar menterjemahkan bahasa arap ke bahasa Indonesia , kemudian siswa tersebut minta penjelasan pada gurunya, temannya, ataupun kakaknya di rumah . dan siswa tersebut membuka AL’Qur’an yang memiliki terjemahannya . dan jika ia di tanyakan oleh teman sekelasnya , ia menyatakan bahwa ia mengalami kesukaran . dan kesukaran tersebut sebagai akibat dari kelalaian kurang memperhatikan pelajaran. hal ini terjadi dan siswa tidak mengulangi kesembronoan tersebut . nah peristiwa tersebut melukiskan gejala belajar dari 2 sisi . dari sisi siswa , siswa mengalami kesukaran sebagai akibat kelalaian tidak memperhatikan pelajaran. Dari sisi pengamat , tampak kesibukan siswa tersebut mencari penjelasan dan pengguanaan AL’Qur’an terjemahan.
Jadi seorang guru harus mengambil tindakan dari perilaku siswa, dan bila perlu seorang guru harus mewawancarai siswa atau temannya belajarnya tersebut. Disini peran seorang guru harus mengamati untuk menemukan masalah-masalah belajar siswa, bila perlu seorang guru harus saling berkerja sama dengan guru bk disekolah, agar bisa meringannkan siswa tersebut untuk mengalami masalahnya.
Peran pengamatan perilaku belajar siswa dilakukan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pengamatan , seperti tindak belajar berkelompok atau belajar sendiri atau yang lainnya
b. Memilih siapa yang akan di amati, meliputi beberapa orang siswa.
c. Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan , seperti dua , tiga atau 4 bulan
d. Menentukan hal-hal apa yang akan diamati , seperti cara siswa membaca , cara menggunakan media belajar, prosedur, dan cara proses belajar sesuatu.
e. Mencari hal-hal yang diamati
f. Menafsirkan hasil pengamatan . untuk memperoleh informasi tentang pengamatan perilaku belajar tersebut., bila perlu guru melakukan wawancara pada siswa tersebut , untuk mempermudah pengamatan , paad tempatnya guru menggunakan lembar pengamatan perilaku belajar.

2. Menganalisis hasil belajar
Analisis hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada tempatnya di kuasai dan dikerjakan oleh guru . dalam melakukan analisis hasil belajar pada tempatnya guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merencanakan analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain instruksional,
b. Merencanakan jenis-jenis pekerjaan siswa yang di pandang sebagai hasil belajar,
c. Mengumpulakan hasil belajar siswa , baik yang berupa jawaban ujian tulis , ujian lisan , dan karya tulis maupun benda,
d. Melakukan analisis secara statistika tentang angka –angka perolehan ujian dan mengategori karya-karya yang tidak bisa di angkakan,
e. Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa ; perilaku belajar siswa tersebut dikategorikan secara ordinal ,
f. Mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas, yang di bandingkan dengan program kurikulum yang berlaku
g. Memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruhi atau diduga ada pengaruhnya dalam belajar
h. Guru juga melancarkan suatu angket evaluasi pembelajaran pada siswa menjelang akhir semester, pada angket tersebut dapat dinyatakan tanggapan siswa tentang jalannya proses belajar – mengajar dan kesukaran bahan belajar. Dengan analisis tersebut , guru mengambil kesimpulan tentang hasil belajar kelas dan individu.

3. Tes hasil belajar
Pada tes hasil belajar siswa seorang guru harus membuat jenis tes yang digunakan umumnya di golongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis . tes tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif. Tes lisan memiliki kelebihan . kelebihan adalah misalnya , penguji dapat meneyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa. Penguji dapat mengejar tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu dan siswa dapat melengkapi jawabanlebih leluasa . dan kelemahannya adalah penguji dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa , dan memerlukan waktu yang lama .
Tes tertulis memiliki kelebihan . kelebihannya adalah penguji dapat menguji banyak siswa dalam waktu yang terbatas , objektifitas pengejaran tes terjamin dan mudah diawasi , penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahasan , penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian dan dalam pengejaran siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai kemampuannya. Dan kelemahannya adalah menguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawan siswa, rumusan pertanyaan yang tak jelas meyulitkan siswa dan dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektifitas penguji.
Tes esey memiliki kelebihan . kelebihannya adalah penguji dapat menilai dan meneliti kemampuan siswa bernalar, dan bila cara memberi angka ada kriteria jelas maka dapat menghasilkan data objektif, dan kelemahannya adalah jumlah soal sangatlah terbatas dan kemungkinan siswa berspekulasi dalam belajar , serta objektivitas pekerjaan dan pembinaan sukar dilakukan .
Daftar pustaka

Biggs, Jhon B. & telfer , ross. 1987. The prosess of learning . Sydney : prentice –hall of Australia Ltd
Rooijakers, ad.. 1990 . Mengajar Dengan Sukses . Jakarta : Gramedia .
Winkel , ws. 1991 psikologi pengajaran. Jakarta : grasindo

Tinggalkan komentar